Warga Desa Bantan Kabupaten Belitung Antusias Ikuti POPM Filariasis

MEMBALONG – Warga Desa Bantan antusias ikuti penyuluhan dan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis. Kegiatan ini dikawal oleh tim kesehatan Puskesmas Simpang Rusa, didampingi langsung oleh tim Kementerian Kesehatan serta Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Kabupaten Belitung, Kamis (26/10/2023).

Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Evalusi menjelasakan bahwa filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filarial.

“Cacing ini menyerang saluran dan kelenjar getah bening. Penanggulangannya adalah dengan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) filariasis adalah pemberian obat yang dilakukan untuk mematikan microfilaria secara serentak kepada semua penduduk sasaran di wilayah endemis filariasis,” jelasnnya.

Lebih lanjut, Evalusi menjelaskan bahwa pelaksanaan POPM filariasis di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dimulai tahun 2005 sampai dengan 2009, selama 5 tahun berturut-turut.

“Kabupaten Belitung sudah mendapatkan sertifikat eliminasi filariasis tahun 2016. Akan tetapi, pada tahun 2022 tim Universitas Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan melakukan  survei eliminasi pasca-eliminasi filariasis yang dilakukan oleh tahun 2021 dan 2022,” tuturnya.

“Angka MF Rate yang sudah ditetapkan sebesar < 1%. Berdasarkan hasil survei, orang yang positif dengan angka Mikrofilaria Rate (MF) sebesar 2,1%.  Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan merekomendasikan agar Kabupaten Belitung wajib melaksanakan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) filariasis selama 2 tahun berturut-turut, dimulai tahun 2022 dan dilanjutkan tahun 2023,” lanjutnya.

“Pelaksanaan POPM Filariasis dilaksanakan di Oktober 2022 dan Oktober 2023,  dengan sasaran usia 2 sampai dengan 70 Tahun.  Regimen yang digunakan, antara lain 3 Ivermectin, DEC, dan Albendazole.   Terbagi menjadi dua dosis, yaitu usia 5 sampai dengan 70 tahun menggunakan IDA, sedangkan usia 2 sampai dengan 4  tahun menggunakan rejimen DA (DEC dan Albendazol) tanpa Ivermectin,” tuturnya.              

“Kita berharap aksi ini dapat menurunkan prevalensi mikrofilaria rate serendah mungkin sehingga dapat menurunkan risiko penularan filariasis, terutama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,” pungkas Evalusi.

Sumber: 
Tim Media Dinkes Babel
Penulis: 
Adinda Chandralela
Fotografer: 
Adinda Chandralela/Hafiz
Bidang Informasi: 
Dinkes