PANGKALPINANG - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Andri Nurtito, MARS menegaskan bahwa diperlukan upaya proteksi anak-anak di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan imunisasi rotavirus (RV). Hal ini disampaikannya saat membuka Sosialisasi dan Pengisian Instrumen Penilaian Paska Pencanangan Imunisasi Rotavirus (RV) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Rabu (27/03/2024) melalui virtual.
"Pelaksanaan imunisaasi rotavirus ini merupakan salah satu upaya kita untuk memproteksi anak-anak di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)," ujar Andri.
"Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada perwakilan Direktorat Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan RI dan Tim Clinton Health Acces Initiative (CHAI) Indonesia yang telah men-support dan memfasilitasi Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk menyelenggarakan kegiatan ini," lanjutnya.
Andri menjelaskan bahwa kegiatan ini diselenggarakan untuk menilai berbagai komponen paska pencanangan introduksi RV yang telah dilaksanakan sejak Agustus 2023.
"Melalui instrumen ini, masalah yang terjadi di awal pelaksanaan implementasi RV dalam imunisasi program dapat diidentifikasi," jelas Andri.
"Diharapkan rangkaian introduksi imunisasi Rota Virus (RV), yang salah satunya adalah tahapan penilaian sebelum dan setelah pencanangan, sebagai bahan pembelajaran dan dasar dalam pengambilan keputusan agar pemberian imunisasi RV dapat optimal," tegas Andri.
Sementara Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, M. Rais Haru menjelaskan bahwa kegiatan ini dihadiri oleh subkoordinator surveilans dan imunisasi dinas kesehatan kabupaten/kota, pengelola program imunisasi dinas kesehatan kabupaten/kota, serta koordinator puskesmas kabupaten/kota se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kecuali Belitung.
"Kegiatan imunisasi rotavirus untuk di Kabupaten Beitung sudah dilaksanakan terlebih dahulu. Untuk tahun ini, kita upayakan pelaksanaan di enam kabupaten/kota yang belum," lanjutnya.
"Penilaian paska pencanangan imunisasi dibutuhkan untuk memperoleh gambaran situasi di lapangan, identifikasi tantangan dan menyusun strategi serta solusi untuk memastikan bahwa seluruh bayi mendapatkan imunisasi RV," ujarnya.
"Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama dari setiap kabupaten/kota untuk memahami cara pengisian dan memberikan informasi kepada puskesmas di wilayahnya agar hasil pengisian dapat optimal," ucap Rais.
"Dalam kegiatan ini, kami juga memandu para pengelola untuk mengisi tahapan asesmen. Kami optimis jika progres pengisian dapat berjalan tepat waktu, yaitu sebelum 03 April 2024 sehingga kita dapat melangkah ke tahap selanjutnya," pungkas Rais.
Sosialisasi difasilitasi oleh Saudari Enni Ristiyani (Dinkes Babel) dan dr. Stella Benita (CHAI).