PANGKALPINANG- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Andri Nurtito, MARS menegaskan bahwa salah satu upaya mendukung program quick win tuberkulosis adalah dengan peran lintas sektor dan pemangku kepentingan.
Hal ini diungkapkan beliau saat membuka Pertemuan Koordinasi dan Perencanaan Penerapan PPM Termasuk Ekspansi Pemberian TPT kepada Fasyankes Pemerintah dan Swasta Tingkat Provinsi Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang diselenggarakan di Hotel Sun pada Jumat (28/02/2025).
“Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan global dan nasional. Presiden Prabowo Subianto mencanangkan delapan program hasil terbaik cepat atau yang disebut quick win di mana salah satunya adalah program pengentasan tuberkulosis,” lanjutnya.
Untuk ini, sambung Andri, diperlukan upaya yang masif dan intensif sehingga dapat mencapai target quick win dalam penemuan kasus TBC, inisiasi pengobatan, keberhasilan pengobatan, dan pemberian terapi pencegahan TBC pada TBC laten.
“Public-Private Mix (PPM) adalah jejaring layanan tuberkulosis ditujukan untuk melibatkan fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah dan swasta, serta seluruh pemangku kepentingan terkait secara sistematis dan komprehensif dengan pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan akses layanan TBC bermutu dan berpihak pada pasien,” ujarnya.
“Berbagai strategi diperlukan untuk memperluas penerapan PPM dalam penanggulangan tuberkulosis di fasilitas pelayanan kesehatan, lintas sektor dan pada pemangku kepentingan, termasuk penguatan kapasitas dan pentingnya terapi pencegahan TBC untuk penanggulangan TBC,” harap Andri.
Sementara, Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan pengenddalian Penyakit, M. Rais Haru menjelaskan bahwa setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS).
“Berdasarkan edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK.02.03/C/376/2025 tentang Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2025, tahun ini mengemban tema “Giatkan: Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis dengan Komitmen dan Aksi Nyata”,” lanjutnya.
“Kementerian Kesehatan mengajak semua lapisan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini dengan melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan lintas sektor, lintas program, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, masyarakat umum,” tutur Rais.
“Kita memanfaatkan peluang integrasi kegiatan penemuan kasus TBC dan pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis dengan kegiatan lintas program kesehatan dan/atau lintas sektor,” ungkapnya.
“Kami berharap dapat mendorong organisasi profesi, fasilitas pelayanan kesehatan, serta komunitas yang ada di wilayah masing-masing untuk melakukan kegiatan promotif dan preventif guna meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap TBC sertamelakukan kerja sama dengan mendorong organisasi masyarakat agar peduli TBC guna menghentikan stigma TBC di masyarakat,” pungkas Rais.