Kadinkes Babel dalam Workshop IDAI: Cegah Misinformasi Terkait Imunisasi

PANGKALAN BARU - Saat membuka Workshop Ikatan Dokter Anak Indonesia, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Andri Nurtito, MARS menegaskan bahwa cegah misinformasi terkait imunisasi. Workshop yang digelar di Soll Marina Hotel & Conference Centre Bangka pada Minggu (15/09/2024) ini bertemakan "Regional Immunization Champions Workshop Pediatric Association Advocacy for Immunization Priorities". 

"Misinformasi atau miskomunikasi terkait imunisasi yang sering kali beredar di berbagai media informasi menyebabkan masyarakat ragu, bahkan menolak imunisasi," ujar Andri.

"Mereka terpengaruh oleh informasi yang tidak benar sehingga sasaran yang berhak dan wajib menerima pelayanan imunisasi sesuai usia belum terjangkau," ungkapnya. 

Kemudian, lanjut Andri, hal ini  menyebabkan terjadi hambatan dalam pelaksanaan program imunisasi dan upaya meningkatkan cakupan imunisasi tidak maksimal.

"Dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 pasal 44 tercantum bahwa setiap bayi dan anak berhak memperoleh imunisasi untuk memberikan perlindungan dari Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisas," lanjutnya. 

"Pihak keluarga, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung imunisasi untuk bayi dan anak. Hal tersebut mengharuskan pemerintah dan semua unsur kelompok masyarakat agar berpartisipasi aktif untuk melakukan upaya yang mendukung kesuksesan pelaksanaan program dan capaian imunisasi sesuai target nasional," jelasnya.

Andri berharap melalui workshop ini, masyarakat bisa mendapatkan informasi efektif dari IDAI.
"Hal ini penting karena anggota IDAI adalah tenaga ahli yang memberikan informasi terpercaya dan relatif mudah diterima oleh berbagai kelompok dan lapisan masyarakat sehingga lebih efektif melakukan kontrainformasi terhadap hoax atau berita informasi yang tidak benar," jelasnya.

"Para champion imunisasi dapat mendorong munculnya champion baru sesuai dengan tugas dan peran masing-masing, dengan berinovasi memberdayakan kader kesehatan, tokoh masyarakat/agama, menjadi volunteer atau komunikator masyarakat sehingga bisa meningkatkan cakupan imunisasi di wilayahnya," pungkas Andri.

Sumber: 
Tim Media Dinkes Babel
Penulis: 
Adinda Chandralela
Fotografer: 
M. Rais Haru
Bidang Informasi: 
Dinkes