Indonesia Bebas Dengue, Ini Caranya

Asean Dengue day (ADD) digagas dalam konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke 19 di Hanoi, Vietnam pada tanggal 30 Oktober 2010 silam, dan Indonesia menjadi pelopornya. Peringatan ADD pertama pada tanggal 15 Juni 2011 menghasilkan deklarasi Jakarta yang disepakati oleh 11 negara ASEAN. Deklarasi Jakarta tersebut bertujuan utk memperkuat kerjasama dan komitmen regional dalam upaya pengendalian Dengue, dan selanjutnya setiap tanggal 15 Juni di peringati sebagai ASEAN Dengue Day (ADD).
Dengan Tema Nasional ADD Tahun 2022 adalah *Wujudkan Indonesia Bebas Dengue*, Basmi Dengue dengan PSN 3 M Plus.
Penyakit demam berdarah dengue atau DBD masih sering ditemukan di Indonesia. Vektor utama penularan penyakit ini adalah nyamuk spesifik Aedes aegypti, nyamuk yang memiliki siklus hidup yang dapat bertahan di daerah pedesaan maupun perkotaan.

Aedes aegypti betina dapat bertelur di tempat basah mana saja, meski sangat kecil. Mereka dapat ditemukan di tumpukan sampah di perkotaan, ataupun genangan air di pedesaan. 

Telurnya juga dapat bertahan di tempat yang kering dalam jangka waktu yang panjang. Bahkan, hingga satu tahun dan menetas saat terendam kembali dalam air.

Walau bukan metode pencegahan utama, fogging adalah salah satu cara yang masih dinilai efektif untuk membunuh nyamuk Aedes aegypti dewasa. 

Tujuan fogging adalah untuk membunuh sebagian besar nyamuk yang infektif dengan cepat. Di samping memutus rantai penularan, juga menekan jumlah nyamuk agar risiko penyakit DBD juga menurun.
fogging bukan strategi yang utama dalam menghalau DBD. Pencegahan terbaiknya adalah dengan menjaga kebersihan dan menghilangkan jentik nyamuk. 

Dikhawatirkan pula akan terjadi resistensi nyamuk terhadap insektisida jika dilakukan pengabutan terus-menerus. Jadi, untuk menghindari serangan DBD, disarankan agar setiap warga melakukan 3M plus yang sebenarnya sangat sederhana. 

Anda tentu telah mengenal 3M. Pertama, menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan penampungan air, seperti bak mandi, ember, dan lain-lain. 

Kedua, menutup rapat tempat-tempat yang dapat menampung air, seperti kendi, vas, toren air, dan lain-lain. Dan ketiga, mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Rangkaian ini kemudian ditambahkan dengan “plus”, yaitu bentuk kegiatan pencegahan lain, seperti menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air, menggunakan obat antinyamuk, menggunakan kelambu, memelihara ikan pemangsa jentik, dan lain-lain.

Penulis: 
Deka Mustapriadi | Khairiah
Sumber: 
Tim Media Dinkes Babel

Artikel

04/12/2023 | Tim Media Dinkes Babel
27/04/2023 | Tim Media Dinkes Babel
14/04/2023 | Tim Media Dinkes Babel
24/02/2023 | Tim Media Dinkes Babel
24/02/2023 | Ns. Rita Nopriyanti, S,Kep
16/02/2021 | Ns. Malinda Listari, S.Kep
31/12/2018 | Zulfikri Tabrani, SKM | Pembimbing Kesehatan Kerja Muda
20/09/2022 | Nelly Bastina, S.Kep