PANGKALPINANG - Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar Gladi Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana, yang bertempat di Hotel Swiss-Bell (20/11/2024). Saat membuka kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Andri Nurtito, MARS menegaskan bahwa sumber daya manusia (SDM) harus selalu siap siaga saat penanggulangan jika terjadi krisis kesehatan akibat bencana atau berisiko bencana.
"Prepare and ready. Saat terjadi bencana, SDM harus waspada dan siap siaga. Tidak hanya tenaga utama, tenaga cadangan juga harus disiapkan sama baiknya dengan tenaga inti. Upaya kesiapsiagaan ini juga merupakan salah satu upaya mengurangi faktor risiko kejadian krisis kesehatan," lanjutnya.
Andri menjelaskan bahwa pada pilar ketiga transformasi kesehatan, transformasi sistem ketahanan kesehatan berfokus pada kemandirian obat dalam negeri dan penyediaan tenaga cadangan kesehatan.
"Ketahanan kesehatan harus diperkuat, baik dalam kondisi dan situasi normal maupun kondisi darurat saat terjadi krisis kesehatan dan pasca krisis kesehatan," tuturnya.
Menurut Andri, kita harus memastikan bahwa pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif tetap berlangsung dengan, baik termasuk di daerah atau wilayah yang mengalami krisis kesehatan akibat bencana," ujar Andri.
"Koordinasi internal klaster kesehatan dan emergency medical team (EMT) harus konsisten dilakukan. Demikian juga kemampuan koordinasi antar perangkat daerah terkait pada situasi darurat krisis kesehatan," lanjutnya.
Andri menginginkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia kesehatan penanggulangan krisis kesehatan meningkat.
"Tim klaster kesehatan dan EMT harus memiliki kemampuan dalam hal bantuan hidup dasar dan manajemen korban massal, juga segi teknis dan manajerial," lanjutnya
"Gladi lapangan ini diharapkan dapat menjadi momentum harmonisasi menyamakan langkah upaya peningkatan pencegahan dan penanganan krisis kesehatan akibat bencana atau potensi bencana di provinsi tercinta ini," pungkas Andri.