Babel Menuju Eliminasi Malaria, Perlu Penguatan Laboratorium Pemeriksaan yang Berkualitas

PANGKALPINANG - Dalam rangka menuju eliminasi malaria di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, perlu penguatan laboratorium pemeriksaan malaria yang berkualitas. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Andri Nurtito, MARS saat membuka Kegiatan Pelatihan Mikroskopis Malaria bagi Ahli Tenaga Laboratorium MEDIK (ATLM) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang diselenggarakan di Hotel Fox Harris pada Senin (18/07/2022).

"Dilakukan melalui pengembangan jejaring dan pemantapan mutu laboratorium pemeriksa malaria mulai dari tingkat pelayanan puskesmas, rumah sakit serta laboratorium kesehatan swasta sampai ke laboratorium rujukan di tingkat kabupaten/kota," jelas Andri.
"Upaya mengendalikan malaria sudah dilaksanakan sejak 50 tahun yang lalu dan berhasil menurunkan jumlah penderita di beberapa wilayah di Pulau Jawa. Sementara di wilayah lain, malaria masih menjadi masalah karena masih terdapat kendala yang dihadapi," ujarnya.

Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, lanjutnya, saat ini sudah enam dari tujuh kabupaten/kota yang mencapai eliminasi malaria. "Pangkalpinang, Bangka, dan Belitung pada 2014, Bangka Selatan dan Belitung Timur pada 2015, serta Bangka Tengah pada 2019. Hanya satu kabupaten yang belum mencapai eliminasi, yaitu Bangka Barat," tutur Andri.

Sementara Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Babel, Ira Ajeng Astrid mengatakan bahwa berbagai upaya  dilakukan dalam menuju tahap eliminasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 
"Namun berbagai kendala yang begitu kompleks juga harus dihadapi. Berdasarkan data e-sismal Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2020, kasus positif yang terkonfirmasi mikroskop hanya 80,21 persen dan tahun 2021 hanya 84,61 persen," ujar Ira.

"Salah satu kebijakan program pengendalian malaria untuk mencapai eliminasi malaria di Indonesia adalah semua penderita malaria klinis yang ditemukan oleh fasilitas pelayanan kesehatan harus dilakukan diagnosis atau terkonfirmasi secara mikroskopik," lanjutnya.

"Kualitas pelayanan laboratorium malaria sangat diperlukan dalam menegakkan diagnosis dan sangat bergantung pada kompetensi serta kinerja petugas laboratorium di setiap jenjang fasilitas pelayanan kesehatan." tegasnya.

"Sistem cross check juga menjadi bagian yang terpenting dalam rangka meningkatkan mutu laboratorium malaria yang pada akhirnya mencegah terjadi resistensi obat malaria," ungkap Ira.

"Dukungan dari berbagai sumber untuk tahun selanjutnya harus dianggarkan untuk mendukung eliminasi sepenuhnya serta tahap pemeliharaan eliminasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung," pungkas Ira.

Pelatihan Mikroskopis Malaria bagi Ahli Tenaga Laboratorium MEDIK (ATLM) berlangsung, mulai dari 18 sampai dengan 23 Juli 2022.

Sumber: 
Tim Media Dinkes Babel
Penulis: 
Adinda Chandralela
Fotografer: 
Evalusi
Bidang Informasi: 
Dinkes