Dinkes Babel Gelar Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Program TBC Tingkat Provinsi Tahun 2021

PANGKALPINANG - Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Program Tuberkulosis (TB) Tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2021 di Hotel Bangka City. Kegiatan yang dilaksanakan mulai 05 sampai dengan 07 Juli 2021 ini bertujuan untuk mengevaluasi capaian kerja, khususnya program tuberkulosis yang ada di Provinsi Bangka Belitung. 

Saat membuka kegiatan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Andri Nurtito mengatakan bahwa hasil evaluasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih cukup rendah. "Cakupan pengobatan tuberkulosis baru sebesar 9,21 persen. Hal ini tentunya dikarenakan banyak faktor, antara lain dikarenakan konsen kita saat ini sangat fokus terhadap penanganan pandemi covid-19," ungkap Andri, Senin (05/07/2021). 

Oleh karena itu, lanjut Andri, kita tetap harus meningkatkan penemuan kasus dan mencari solusi bersama terkait tuberkulosis di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 
"Harapan kita adalah pelacakan yang gencar yang dilakukan oleh petugas dan kader TB seperti yang dilaksanakan pada tahun 2020  dimana capaian cakupan pengobatan mencapai 27, 95 persen," tutur Andri. 

"Tentunya permasalahan ini tidak bisa diselesaikan hanya oleh petugas program TB. Dibutuhkan dukungan yang sangat besar dari lintas program dan lintas sektor," lanjutnya. 

"Kita harus bersinergi serta bahu-membahahu untuk melaksanakan pelacakan sehingga target dapet tercapai dan tidak ada pasien TBC yang tidak ditangani dengan tuntas baik pada pasien dewasa maupun pada pasien anak," harap Andri. 

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ira Ajeng Astried mengungkapkan harapannya atas dukungan lintas program. 

"Dukungan publikasi yang gencar oleh seksi promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat karena publikasi TB agak kurang karena publikasi tentang covid 19 lebih marak. Bentuk KIE personal lebih tepat diterapkan pada kasus ini. Pendekatan kepada keluarga dan orang terdekat lebih diperlukan sebagai dukungan terhadap pasien TB," lanjutnya. 

Pemberdayaan masyarakat, lanjutnya, khususnya kader TB dqpat lebih gencar dalam pelacakan dan penemuan kasus. "Pos  UKK yang dikoordinasikan oleh seksi kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja olahraga juga dapat lebih dimanfaatkan," ungkapnya. 

Demikian juga dengan dukungan seksi kesehatan keluarga dan gizi, ujar Ira. "Pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), terdapat skrining untuk pasien gizi untuk ibu dan anak. Pemanfaatan program MTBS dan SDIDTK pada saat skrining bisa dimanfaatkan juga untuk skrining TB," katanya. 

Saat menutup pertemuan, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Evalusi berharap semoga  pertemuan ini memacu semangat petugas untuk dapat mengejar ketertinggalan. "Masih ada waktu enam bulan ke depan sehingga dapat mencapai target," pungkasnya, Rabu (07/07/2021).

Narasumber pertemuan, antara lain Direktur Rumah Sakit Medika Stania Sungailiat, perwakilan PDPI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, serta IDAI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Sumber: 
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Penulis: 
Rita Agustina
Fotografer: 
Rita Agustina
Editor: 
Adinda Chandralela
Bidang Informasi: 
Dinkes