Tingkatkan Penemuan Kasus Tuberkulosis, Dinkes Babel Pastikan Pengelolaan Logistik Efektif dan Efisien

PANGKALPINANG - Sebagai upaya meningkatkan penemuan kasus tuberkulosis (TB), Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Dinkes Babel) memastikan pengelolaan logistik yang efektif dan efisien. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Mulyono Susanto saat membuka Workshop Logistik Tingkat Provinsi Program Penanggulangan Tuberkulosis yang diselenggarakan di Hotel Sun, Rabu (18/11/2020).

"Dengan mempertimbangkan tingginya insiden TB di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, diperlukan dukungan alat diagnosis untuk penemuan kasus secara cepat dan dapat diakses dengan mudah oleh pasien TB," jelas Mulyono.

"Alat diagnosis TB yang digunakan program saat ini adalah mikroskop, tes cepat molekuler (TCM) TB, serta biakan dan uji kepekaan. Selain itu, diperlukan obat dan alat pendukung lainnya untuk memastikan pasien TB menyelesaikan pengobatannya sampai sembuh sesuai tata laksana pasien TB," lanjutnya. 

"Untuk mendukung ketersediaan logistik, baik obat OAT maupun non-OAT, diperlukan upaya pengelolaan logistik yang baik. Mulai dari tahap perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi sampai dengan penggunaannya. Dengan demikian, logistik yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan jumlah, waktu, maupun lokasinya," lanjut Mulyono.

Sementara Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Muhammad Henri menjelaskan bahwa perkiraan insiden TB di Babel pada tahun 2020 berdasarkan hasil study inventory sebesar 5.923 kasus atau atau 390 per 100.000 penduduk.

"Sementara pada tahun 2020, kasus TB di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung  yang dilaporkan di SITB sampai tanggal 17 November 2020 sebanyak 1.309 kasus atau baru mencapai 22,1 persen," tambahnya.

"Oleh karena itu, Dinkes Babel berupaya melakukan akselerasi penemuan kasus dengan strategi penemuan secara aktif dan masif, baik di fasyankes maupun di masyarakat," pungkas Henri.

Sumber: 
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Penulis: 
Adinda Chandralela
Fotografer: 
Adinda Chandralela
Bidang Informasi: 
Dinkes