SDIDTK, Upaya Tingkatkan Kesehatan dan Jaminan Kualitas Hidup Anak

PANGKALPINANG – Salah satu upaya meningkatkan status kesehatan dan menjamin kualitas hidup anak adalah dengan melaksanakan kebijakan pelayanan kesehatan anak, yaitu stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh-kembang (SDIDTK). Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Mulyono Susanto, dalam rilis pramasnya. (25/04/2019)

“Program SDIDTK menjadi salah satu langkah srategis dalam implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang akan memperkuat sisi promotif dan preventif. Pemerintah daerah tingkat kabupaten/kota wajib memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar kepada semua balita di wilayahnya, meliputi pelayanan kesehatan balita sehat dan sakit dalam kurun waktu satu tahun,” jelasnya.

Seperti kita ketahui, lanjutnya, lima tahun pertama kehidupan manusia merupakan masa yang sangat peka terhadap pengaruh lingkungan baik biologis, fisik maupun sosial. “Masa ini berlangsung sangat pendek dan tidak dapat diulang lagi. Oleh karena itu, masa balita disebut sebagai masa keemasan, masa kritis, dan jendela kesempatan,” jelasnya.

Mulyono kembali menegaskan bahwa upaya intervensi gizi spesifik untuk balita pendek difokuskan pada kelompok seribu hari pertama kehidupan (HPK), yaitu pada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak 0-23 bulan. “Salah satu upaya intervensi tersebut adalah melalui pemantauan pertumbuhan balita sehingga dapat mendeteksi dini dan dapat merespons segera bila ditemukan gangguan pertumbuhan. Pemantauan dan perkembangan dapat dilakukan dengan menggunakan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan skrining tumbuh-kembang,” lanjutnya.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Bahuri menjelaskan bahwa masalah gizi pada periode tersebut akan berdampak buruk bagi tumbuh-kembang anak. “Dampak untuk jangka pendeknya, terjadi gangguan pada perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan metabolisme. Untuk jangka panjangnya, kemampuan kognitif dan prestasi belajar menurun. Demikian juga dengan kekebalan tubuhnya sehingga mudah sakit sehingga risiko tinggi untuk munculnya penyakit,” tambah Bahuri.

“Upaya pembinaan tumbuh kembang anak diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar anak yang meliputi kasih sayang, gizi, kesehatan, pendidikan, kesempatan berpartisipasi dan bersosialisasi, serta perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi,” tegasnya. (ACH)

Sumber: 
Bidang Kesehatan Masyarakat
Penulis: 
Adinda Chandralela
Fotografer: 
Adinda Chandralela
Bidang Informasi: 
Dinkes

Berita

18/12/2018 | Dinas Kesehatan Provins...
04/09/2019 | Bidang Pencegahan dan P...
07/04/2022 | Tim Media Dinkes Babel...
25/01/2024 | Tim Media Dinkes Babel...
18/05/2022 | Tim Media Dinkes Babel...