Bagi pekerja, sarapan pagi atau tidak, sekilas bukanlah masalah karena secara sepintas tidak akan mengganggu pekerjaan. Namun, bila kita kaji lebih dalam, ternyata sarapan pagi memberikan kontribusi yang tidak sedikit terhadap kebugaran seseorang, sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi kerjanya.
Memang, tanpa sarapan pagi pun seseorang masih tetap bisa bekerja. Namun, seberapa jauh ketahanan fisik seseorang bila dibandingkan dengan yang sarapan pagi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan kepada diri sendiri da lingkungan keluarga yang bekerja menunjukkan bahwa pekerja atau pegawai yang tidak sarapan pagi, konsentrasi bekerjanya akan rendah.
Mengapa kebiasaan sarapan pagi itu penting? Karena lambung telah ditinggalkan oleh makanan selama 10-12 jam. Bila lambung terisi kembali, kadar gula darah akan meningkat kembali dan keadaan ini berpengaruh terhadap produktivitas kerja seseorang.
Gula dalam darah merupakan sumber energi untuk bekerja yang diperoleh dari proses metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Dengan sarapan pagi, sumber energi dapat segera didapat sehingga kadar gula darah normal kembali. Kadar gula darah normal adalah 80-120 mg%.
Selain itu, jenis makanan yang dimakan pada waktu sarapan pagi sangat menentukan kestabilan gula darah. Sarapan pagi yang hanya terdiri dari karbohidrat saja seperti kue, roti, gula serta minuman maka akan menaikkan kadar gula dengan cepat, lalu turun di bawah normal setelah kurang lebih dua jam.
Sedangkan sarapan pagi mengandung protein, akan dapat mempertahankan kadar gula dalam darah pada tingkat normal, dari pagi sampai sore hari.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan atau mempertahankan produktivitas kerja tidak berarti harus makan sebanyak-banyaknya, tetapi kualitas makanan amat menentukan. Dengan membiasakan teratur sarapan pagi, dengan memerhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi, kesehatan yang prima akan tercapai, yang pada akhirnya dapat meningkatkan atau mempertahankan produktivitas kerja.