Erzaldi: Jangan Ada Masyarakat Babel yang Stunting!

TANJUNG PANDAN - Jangan sampai ada masyarakat Babel yang mengalami stunting. Jika terjadi, kita semua rugi. Keluarga rugi, masyarakat rugi, negara pun rugi. Hal ini diungkapkan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman saat menutup kegiatan Orientasi Pendidikan Gizi bagi Kader PKK dalam Pemberian Makan Tambahan Berbasis Pangan Lokal di Hotel Grand Hatika. (13/02/2020)

"Mengapa begitu? Pengobatan terhadap anak stunting bisa membuat fisik menjadi sehat, tetapi tidak dengan pikirannya. Cara berpikir mereka akan menjadi lambat. Dan anak-anak inilah yang menjadi generasi penerus kita," jelas Erzaldi.

Oleh karena itu, menurut Erzaldi, yang harus dilakukan adalah mencegah terjadinya stunting. "Terdapat tiga komponen utama dalam penanggulangan stunting, yaitu pola asuh, pola makan, dan sanitasi air bersih. Dan diperlukan hati yang tulus dan ikhlas untuk menangani pencegahan stunting. Dan saya menilai, PKK yang mampu melakukannya. Hati tulus seorang ibu dan insting yang kuat yang mampu," tegas Erzaldi.

Lebih lanjut,  Erzaldi mengutamakan adanya sertifikat siap nikah bagi calon pengantin. "Dan ini juga untuk mencegah terjadinya pernikahan usia muda. Hal ini menjadi dasar persiapan menjadi orang tua yang baik dan siap menyayangi anak-anaknya," tambahnya.

Sementara Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi  Kepulauan Bangka Belitung, Bahuri menjelaskan bahwa jumlah balita dengan stunting pada tahun 2018 sebesar 2.928 anak dan kabupaten dengan balita stunting adalah Bangka. "Berdasarkan data triwulan ketiga 2019 e-PPBGM, jumlah balita dengan stunting sebesar 2.088 orang. Dan kabupaten dengan jumlah balita stunting terbanyak adalah Bangka Barat," papar Bahuri.

"Gubernur Babel sangat concern dengan  masalah stunting sehingga menetapkan 69 desa yang menjadi lokus penanganan stunting. Dinkes Babel sebagai salah satu Tim Teknis Pola Asuh siap mendukung karena ini menjadi tanggung jawab bersama," tambah Bahuri.

Pendekatan keluarga sangat dibutuhkan, lanjut Bahuri. Dinkes Babel berusaha mengedukasi masyarakat mengenai pencegahan stunting. "Kehamilan yang direncanakan dengan baik, juga kecukupan gizi. Dukungan lintas sektor dan kemitraan kami jalin dengan GAIN dan UNICEF. Peran desa melalui anggaran desa juga dibutuhkan agar program ini berkelanjutan," pungkas Bahuri.

Kegiatan ini diikuti oleh kader posyandu dari 12 desa lokus stunting dan anggota PKK kabupaten kecamatan lokus dari Kabupaten Belitung dan Belitung Timur. Sebagai salah satu narasumber, Ketua TP PKK, Melati Erzaldi yang menyampaikan materi Peran Kader dalam Pencegahan dan Pengendalian Stunting. 

Sumber: 
Bidang Kesehatan Masyarakat
Penulis: 
Adinda Chandralela
Fotografer: 
Adinda Chandralela
Bidang Informasi: 
Dinkes